ALENA : Journal of Elementary Education

Implementasi Permainan Tradisional Engklek Dalam Pembelajaran IPA Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar

2023-12-22T13:59:46+00:00

Pendidikan di Tingkat dasar bertujuan untuk memberikan dasar pengetahuan yang kokoh kepada siswa dan membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan. Pada Tingkat ini pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap materi pekajaran. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengimplementasikan permainan tradidisional engklek ke dalam pembelajaran IPA materi Tata Surya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sangat tertarik untuk berpartisipasi dalam permainan tradisional engklek yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Mereka juga berhasil menemukan jawaban dari pertanyaan dan bekerja sama dengan tim untuk menjawabnya. Dengan demikian, penerapan permainan tradisional engklek sebagai alat pembelajaran IPA pada sekolah dasar dinilai efektif.

Implementasi Etnomatematika Dalam Permainan Materi Geometri Di Sekolah Dasar

2023-12-22T14:03:13+00:00

Permainan tradisional menjadi salah satu dari banyaknya macam kebudayaan yang terdapat di indonesia. Dengan perkembangan teknologi, peserta didik sekolah dasar sekarang sangat terpapar oleh perangkat elektronik. Akibatnya, banyak anak muda sekarang tidak tahu permainan tradisional. Anak-anak kemungkinan besar akan melupakan permainan tradisional daerah jika mereka tidak diperkenalkan dengannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada peserta didik sekolah dasar di zaman sekarang dengan menggabungkan pembelajaran khususnya matematika dengan permainan tradisional. Dalam penelitian inipermainan tradisional yang digunakan adalah permainan engklek. Pendekatan penelitian ini menggunakan sumber-sumber tertulis seperti artikel, jurnal, dan dokumen yang relevan dengan fokus penelitian. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode tinjauan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan permainan tradisional, seperti engklek, dapat meningkatkan minat belajar matematika peserta didik dan juga signifikan dalam meningkatkan hasil belajar mereka. Penelitian berikutnya yang menarik untuk dikembangkan dapat berkaitan dengan pembelajaran matematika melalui permainan tradisional lain yang terkait dengan konsep geometri atau pengukuran.

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas V

2024-04-15T01:46:20+00:00

Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) penerapan strategi genius learning pada siswa kelas di UPTD SDN 44 Barru Kabupaten Barru. (2) kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas V di UPTD SDN 44 Barru Kabupaten Barru. (3) penerapan strategi genius learning dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.(4) dari hasil observasi aktivasi guru dan siswa pada siklus I dikategorikan kurang, pada siklus II observasi guru dan siswa dikategorikan baik. Hasil menulis cerpen siswa kelas V pada siklus I berada pada kategori kurang sedangkan pada siklus II hasil menulis cerpen siswa sudah meningkatkan berada pada kategori baik. (5) Penerapan strategi genius learning dalam kemampuan menulis cerpen siswa dapat meningkatkan hasil kemampuan menulis cerpen siswa kelas V di UPTD SDN 44 Barru Kabupaten Barru.

Layanan Pembelajaran Anak Slow Learner di Kelas 4 Sekolah Dasar

2024-06-14T10:39:20+00:00

Slow Learner adalah kondisi siswa dengan kemampuan kognitif yang berada di bawah rata-rata tetapi tidak termasuk disabilitas, namun anak slow learner cukup kesulitan untuk mencapai ketentuan akademik di kelas reguler. Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang diberikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan anak normal pada umumnya sehingga mereka mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik sesuai layanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layanan pembelajaran yang diberikan oleh sekolah inklusi terhadapa anak slow learner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan sampel satu anak slow learner di kelas 4 SD Muhamadiyah 1 Bangkalan. SD Muhamadiyah 1 Bangkalan merupakan sekolah yang sudah menjalankan program inklusi atau disebut dengan sekolah inklusi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, layanan pembelajaran sekolah inklusi terhadap anak berkebutuhan khusus jenis slow learner yaitu dengan adanya guru pendamping khusus pada setiap anak berkebutuhan khusus. Dalam proses pembelajaran guru pendamping khusus bekerjasama dengan guru kelas untuk membimbing anak slow learner dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif anak tersebut. Penilaian formatif maupun sumatif yang diberikan kepada anak reguler dan slow learner juga dibedakan. Rapor anak slow learner terdiri dari rapor akademik dan rapor hasil perkembangan diri siswa. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan perkembangan diri berupa kemandirian, sosial, serta sikapnya dalam proses pembelajaran di sekolah. Pelayanan diatas memberikan perkembangan dari segi kognitif maupun afektif bagi anak slow learner kelas 4 SD Muhamadiyah 1 Bnagkalan berupa anak sudah bisa membaca, menulis, serta memahami unusr bacaan soal cerita maupun materi namun masih perlu bimbingan dari GPK.

Analisis Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Jenis Autisme Pada Sekolah Inklusif

2024-06-15T05:07:47+00:00

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik terhadap peserta didik berkebutuhan khusus jenis autisme di sekolah inklusi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa peserta didik berkebutuhan khusus jenis autisme memiliki karakteristik yaitu anak yang terlihat normal namun kesulitan dalam komunikasi, interaksi sosial, perilaku atau sikap, emosi yang kurang stabil, tingkat sensitif sangat tinggi, kesulitan dalam menulis, membaca dan memahami materi pelajaran, kegiatan yang dilakukan secara terus menerus bahkan secara menetap, keinginan dan kesenangan cederung labil, asyik bermain sendiri dan terpukau pada suatu benda yang berputar atau bergerak. Anak autisme memiliki karakteristik dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, sensorik, pola bermain, perilaku dan emosi.

Pembelajaran Pada Anak Tuna Grahita di SDLB Negeri Keleyan Bangkalan

2024-06-21T01:07:50+00:00

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran siswa tunagrahita yang ada di sekolah luar biasa. Pendidikan khusus anak berkebutuhan khusus didalamnya terdapat pembelajaran untuk peserta didik yang memiliki kelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa salah satunya yaitu tunagrahita. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah sudah cukup baik karena dilakukan sesuai dengan fungsinya dan untuk pelaksanaan pembelajaran bagi anak tuna grahita sudah sesuai dimana disekolah slb tersebut juga terdapat program perkembangan khusus untuk siswa tunagrahita.

Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Siswa Anak Berkebutuhan Khusus di UPTD SDN Keleyan 1

2024-06-23T05:46:48+00:00

Guru sebagai penyelenggara pendidikan memiliki peran penting dalam mengambangkan potensi dan kemampuan peserta didik guna membuat mereka menjadi sosok yang berguna bagi hidupnya. Hal ini lah yang melatarbelakangi peneliti untuk membahas berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran tekhusus untuk anak berkebutuhan khusus. Melalui hasil wawancara yang dilakukan peniliti di UPTD SDN Keleyan 1 diketahui bahwa terdapat anak berkebutuhan khusus yang termasuk kedalam kategori anak berkebutuhan khusus tipe slow learner. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penilitian kualitatif dengan teknik analisis data melalui tiga tahapan yakni mengorganisasikan, mensintesis, dan mengidentifikasi. Pengumpulan data dilakukan selain dari literatur, peniliti melakukan wawancara dan pengamatan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah guru berperan dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian khusus, mengelola strategi dan materi yang dibedakan antara anak reguler dan anak berkebutuhan khusus, menciptakan suasana kelas yang nyaman, melakukan latihan yang berulang-ulang dan konsisten, dan menggunakan media pembelajaran.

Pengaruh Phet Terhadap Berpikir Kritis Materi Matematika Kelas IV SDN Banyuajuh 3

2024-06-23T05:30:33+00:00

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh PhET simulation terhadap berpikir kritis siswa materi Matematika kelas IV SDN Banyuajuh 3. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimental dengan jenis penelitian komparatif, serta menggunakan desain Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Banyuajuh 3 yang berjumlah 56 orang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui angket, lembar observasi dan tes. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t komparatif dua sampel independen. Hasil analisis data tes dengan taraf signifikansi 0,05, jika nilai thitung > ttabel (7,727 > 2,004) maka H0 ditolak, Ha diterima, siswa mempunyai nilai berbeda. Uji berpikir kritis antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil ini didukung oleh temuan bahwa tingkat berpikir kritis yang diamati di antara siswa pada kelompok eksperimen adalah 82% > 70% dari tingkat berpikir kritis pada kelompok kontrol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan analisis deskriptif PhET berpengaruh terhadap berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IV SDN Banyuajuh 3.

Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Kelas III Berbantuan Media Flashcard di Sekolah Dasar

2024-07-09T05:58:25+00:00

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas III SDN 4 Karangbener melalui media Flash card. Permasalahan utama yang dihadapi siswa adalah rendahnya kemampuan membaca siswa yang tercermin dari hasil tes membaca yang kurang memuaskan serta rendahya motivasi belajar membaca. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat di lihat dari hasil analisis data pada siklus I, sebanyak 8 siswa dari 15 jumlah seluruh siswa kelas 3 sudah tuntas dalam kemampuan membaca nyaring mencapai 53,4% dengan nilai rata-rata 74,5. Pada siklus 2 hasil olah data yang diperoleh meningkat menjadi 13 siswa mencapai 86,7% dengan nilai rata-rata 78,3. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatkan dalam penggunaan media flashcard dalam kemampuan membaca nyaring

Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Perkembangan Sosial Emosional Anak TK

2024-07-18T22:00:56+00:00

Implementasi pendidikan karakter dalam perkembangan sosial-emosional anak usia dini meliputi nilai disiplin, kemandirian, dan kepedulian sosial serta toleransi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui realitas pendidikan karakter dalam perkembangan sosial-emosional, implementasi pendidikan karakter dalam perkembangan sosial-emosional anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baji Pa’mai Kabupaten Maros. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Guru dan siswa dilibatkan sebagai informan utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan realitas pendidikan karakter dalam perkembangan sosial emosional: Pendidikan karakter di PAUD membantu membentuk kepribadian dan moral anak sejak dini. Anak-anak yang mendapatkan pendidikan karakter cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Perkembangan Sosial Emosional Anak: Pembelajaran dilakukan setiap hari melalui kegiatan di dalam dan di luar kelas. Mayoritas peserta didik dalam tahapan mulai berkembang dan berkembang sesuai harapan dari dilihat dari indikator kesadaran diri, rasa tanggungjawab diri sendri, dan orang lain serta perilaku prososial.